Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd merupakan pusat mencetak Alquran terbesar di dunia. Terletak di Madinah, Arab Saudi. Memproduksi sekitar 10 juta eksemplar per tahun. Kompleks percetakan ini diawaki oleh 1700 karyawan. Percetakan King Fahd telah menerbitkan 55 terjemahan Al Qur'an dalam 39 bahasa. Sejak tahun 1985, telah mencetak lebih dari 128 juta buku Al Qur'an, yang secara luas digunakan oleh ummat Islam.
Jamaah haji biasanya menyempatkan diri untuk mengunjungi percetakan ini disels-sela waktu luang menunggu pelaksanaan haji atau yang akan kembali ke tanah air.?
sumber: blog Abu Syafwan
Informasi Perjalanan Haji Dan Umroh
Kami berusaha memberikan informasi yang jelas tentang perjalanan haji dan umroh.
Sabtu, 16 Juni 2012
Sabtu, 09 Juni 2012
Mendaki Jabal Nur ( Mengunjungi goa hira)
Goa Hira adalah sebuah goa kecil yang terletak tak jauh dari puncak Jabal Nur. letaknya sekitar 6 Km sebelah utara Masjidil Haram. Di tempat inilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama.
Untuk menuju ke sana, diperlukan waktu sekitar 1,5 jam. Mulai dari kaki gunung, kita bisa menapaki track yang sudah ada. Awalnya memang terasa mudah. Batu-batuan yang ada di sana bisa dijadikan tempat berpijak. Akan tetapi, sekitar 15 menit mendaki, ketika nafas sudah mulai tersengal, jalan setapak itu terasa sangat berat.
Dalam perjalanan ke puncak, kita dapat menjumpai beberapa pedagang minuman. Baik yang berupa pedangan asongan, atau pun yang sudah mempunya lapak sebagaimana kedai minum yang ada di terminal-terminal ibukota. Selain itu, ada beberapa peminta-minta yang sedang bertugas. Bagi yang sudah pernah Umrah atau Haji, bukan sebuah pemandangan asing bila kita menjumpai orang-orang yang mempunyai cacat fisik seperti tangan dan kaki yang tidak sempurna. Pemandangan serupa pun juga dapat kita jumpai sepanjang perjalanan ke puncak Jabal Nur. Fantastik! Orang yang cacat seperti itu, bisa menaiki gunung yang bagi sebagian orang yang sempurna pun sulit untuk didaki! :)
Menjelang ke puncak, kita juga dapat berfoto dengan Unta! Unta? Ya! Unta! Unta khas Saudi yang didandani sedemikian rupa yang oleh empunya-nya dapat dijadikan alat untuk mencari riyal demi riyal. Untuk berfoto dengan unta di Jabal Nur biayanya tidak sama seperti berfoto dengan hewan berpunuk ini bila di Jabal Rahmah (Arafah). Bisa dimaklumi, karena untuk tiba sampai di sana, hewan ini butuh pengorbanan yang sangat! :)
Satu hal yang menarik lagi, bahwa di sepanjang jalan setapak itu, kita juga dapat jumpai beberapa orang yang sibuk dengan ember, pasir, semen, dan "cetok" (lupa nama Indonesianya euy! jawir habis! :)) Mereka seolah-olah sedang memperbaiki beberapa tangga yang rusak. Persis seperti di kampungku bila musim hujan tiba. Bila ada jalan yang berlubang, ramai orang menguruknya dengan batu. Seakan-akan membantu kemudahan pengguna jalan. Dan kegiatan ini baru berhenti bila musim kemarau datang! :)
Begitu tiba di puncak Jabal Nur, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan! Kota Mekah terlihat dari sini. Mobil-mobil yang berseliweran di jalan terlihat seperti mainan. Di puncak ini, kita juga dapat temui beberapa fotografer amatiran. Mereka menggunakan kamera polaroid. Sekali jepret! Jadi deh! :)
Di beberapa batu besar yang ada di puncak gunung, kita bisa melihat grafiti yang bertuliskan "Jabal Nuur" atau "Goa Hira". Bagi jamaah yang baru ke sini, akan mudah terkecoh dengan tulisan-tulisan itu. Seolah-olah Goa Hira sudah di depan mata. Tapi mereka salah! Goa Hira tidak terletak di puncak Jabal Nur!
Untuk ke Goa Hira, dari Puncak Jabal Nur, kita harus menuruni tebing yang agak curam. Alhamdulillah sudah ada tangga yang permanen dan dinding yang tinggi untuk menjaga agar tidak jatuh ke jurang. Setibanya di bawah, kita harus belok ke kanan dan melewati celah sempit di antara dua batu besar. Sesudah melewati itu, di sebelah kiri, akan kita goa yang sangat bersejarah! Goa Hira!
Tidak terlalu luas. Hanya bisa diduduki oleh sekitar 4 orang. Dari dinding goa sebelah kanan, ada semacam celah yang menghubungkan goa ini dengan udara bebas di luar. Angin yang berhembus terasa sangat kencang. Dan sejuukkk!!
Bila kita keluar dari goa tersebut, dan memandang arah ke bawah, maka dari jauh kita akan melihat masjidil haram. Sungguh, bila tak ada bangunan lain yang melebihi tinggi Ka'bah, maka kita pun akan dapat melihat Ka'bah! Sebagaimana Rasulullah dulu sering memandangi Ka'bah dari tempat ini.
Subhanallah..! Sebuah perjalanan yang tak kan mungkin bisa dilupakan. Terbayang bagaimana perjuangan Rasulullah dahulu ketika berkhalwat di sini. Sungguh tidah mudah!! Allahu Akbar!!!
Untuk menuju ke sana, diperlukan waktu sekitar 1,5 jam. Mulai dari kaki gunung, kita bisa menapaki track yang sudah ada. Awalnya memang terasa mudah. Batu-batuan yang ada di sana bisa dijadikan tempat berpijak. Akan tetapi, sekitar 15 menit mendaki, ketika nafas sudah mulai tersengal, jalan setapak itu terasa sangat berat.
Dalam perjalanan ke puncak, kita dapat menjumpai beberapa pedagang minuman. Baik yang berupa pedangan asongan, atau pun yang sudah mempunya lapak sebagaimana kedai minum yang ada di terminal-terminal ibukota. Selain itu, ada beberapa peminta-minta yang sedang bertugas. Bagi yang sudah pernah Umrah atau Haji, bukan sebuah pemandangan asing bila kita menjumpai orang-orang yang mempunyai cacat fisik seperti tangan dan kaki yang tidak sempurna. Pemandangan serupa pun juga dapat kita jumpai sepanjang perjalanan ke puncak Jabal Nur. Fantastik! Orang yang cacat seperti itu, bisa menaiki gunung yang bagi sebagian orang yang sempurna pun sulit untuk didaki! :)
Menjelang ke puncak, kita juga dapat berfoto dengan Unta! Unta? Ya! Unta! Unta khas Saudi yang didandani sedemikian rupa yang oleh empunya-nya dapat dijadikan alat untuk mencari riyal demi riyal. Untuk berfoto dengan unta di Jabal Nur biayanya tidak sama seperti berfoto dengan hewan berpunuk ini bila di Jabal Rahmah (Arafah). Bisa dimaklumi, karena untuk tiba sampai di sana, hewan ini butuh pengorbanan yang sangat! :)
Satu hal yang menarik lagi, bahwa di sepanjang jalan setapak itu, kita juga dapat jumpai beberapa orang yang sibuk dengan ember, pasir, semen, dan "cetok" (lupa nama Indonesianya euy! jawir habis! :)) Mereka seolah-olah sedang memperbaiki beberapa tangga yang rusak. Persis seperti di kampungku bila musim hujan tiba. Bila ada jalan yang berlubang, ramai orang menguruknya dengan batu. Seakan-akan membantu kemudahan pengguna jalan. Dan kegiatan ini baru berhenti bila musim kemarau datang! :)
Begitu tiba di puncak Jabal Nur, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan! Kota Mekah terlihat dari sini. Mobil-mobil yang berseliweran di jalan terlihat seperti mainan. Di puncak ini, kita juga dapat temui beberapa fotografer amatiran. Mereka menggunakan kamera polaroid. Sekali jepret! Jadi deh! :)
Di beberapa batu besar yang ada di puncak gunung, kita bisa melihat grafiti yang bertuliskan "Jabal Nuur" atau "Goa Hira". Bagi jamaah yang baru ke sini, akan mudah terkecoh dengan tulisan-tulisan itu. Seolah-olah Goa Hira sudah di depan mata. Tapi mereka salah! Goa Hira tidak terletak di puncak Jabal Nur!
Untuk ke Goa Hira, dari Puncak Jabal Nur, kita harus menuruni tebing yang agak curam. Alhamdulillah sudah ada tangga yang permanen dan dinding yang tinggi untuk menjaga agar tidak jatuh ke jurang. Setibanya di bawah, kita harus belok ke kanan dan melewati celah sempit di antara dua batu besar. Sesudah melewati itu, di sebelah kiri, akan kita goa yang sangat bersejarah! Goa Hira!
Tidak terlalu luas. Hanya bisa diduduki oleh sekitar 4 orang. Dari dinding goa sebelah kanan, ada semacam celah yang menghubungkan goa ini dengan udara bebas di luar. Angin yang berhembus terasa sangat kencang. Dan sejuukkk!!
Bila kita keluar dari goa tersebut, dan memandang arah ke bawah, maka dari jauh kita akan melihat masjidil haram. Sungguh, bila tak ada bangunan lain yang melebihi tinggi Ka'bah, maka kita pun akan dapat melihat Ka'bah! Sebagaimana Rasulullah dulu sering memandangi Ka'bah dari tempat ini.
Subhanallah..! Sebuah perjalanan yang tak kan mungkin bisa dilupakan. Terbayang bagaimana perjuangan Rasulullah dahulu ketika berkhalwat di sini. Sungguh tidah mudah!! Allahu Akbar!!!
Kamis, 07 Juni 2012
Perjalanan umroh ala backpacker
Perjalanan Umrah ala backpacker, mungkin Anda dibuat bingung akan istilah ini. Istilah backpacker sendiri sudah populer dikalangan pecinta jalan-jalan atau penghobi travelling yang biasanya dilakukan anak muda untuk menghemat biaya. Biasanya kita sering mendengar umrah mandiri, nah bagi saya umrah mandiri tidak jauh berbeda dengan yang saya sebut sebagai Umrah ala Backpacker karena semua hal dari persiapan, akomodasi, sampai pelaksanaan ibadah kitalah penentunya bukan biro perjalanan umrah atau haji. Dengan terus melambungnya biaya perjalanan ibadah umrah yang ditetapkan oleh biro perjalanan haji dan umrah, maka tidak ada salahnya Anda mencoba cara ini untuk menghemat biaya perjalanan umrah Anda. Untuk mewujudkan hal ini tentunya Anda harus memiliki keberanian dan persiapan yang matang dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya.
Persiapan yang diperlukan :
1- NPWP, buatlah NPWP di kantor pajak (gratis) karena jika Anda tidak punya NPWP maka pada saat keberangkatan Anda harus membayar fiskal.
2- Passpor hijau, buatlah jauh-jauh hari melalui jalur resmi sehingga menghemat total biaya perjalanan umrah Anda. Kalau passpor hijau Anda masih berlaku maka pastikan masa berlakunya tidak kurang dari 7 bulan dihitung dari waktu keberangkatan.
3- Pasphoto (80% tampak wajah)
4- Tiket, Visa, carilah informasi ke agent perjalanan dan mintalah waktu-waktu promosi tiket penerbangan ke Jeddah. Coba tanyakan juga voucher hotel yang bisa disediakan oleh agent, kemudian mintalah Agent sekalian untuk menguruskan visa agar lebih mudah. Kalau ada penerbangan JKT - Madinah langsung lebih baik,karena kalau turun di Jeddah kudu naik Bus lama lagi perjalanan ke Madinahnya, kecuali langsung ke Mekkah jaraknya dekat paling 45 menit sudah sampai.
5- Reservasi hotel dan transportasi, untuk penginapan atau hotel bisa juga ditanyakan ke travel agent biasanya dia punya referensi (bintang 1,2 dan 3 biasanya sekelas hotel melati di kita). Kalau mau murni kayak backpacker, bisa siapkan kantong tidur nanti tidurnya dipinggir masjidil harom atau kalau tidak ada kantong tidur masuk aja di dalam masjid karena saya banyak melihat jamaah yang melakukan hal ini terutama jamaah dari India dan Pakistan. Hati-hati terhadap barang bawaan karena banyak juga pencuri disana. Tetapi reservasi bisa juga minta bantuan mukimin yang ada di Arab Saudi.
Persiapan yang diperlukan :
1- NPWP, buatlah NPWP di kantor pajak (gratis) karena jika Anda tidak punya NPWP maka pada saat keberangkatan Anda harus membayar fiskal.
2- Passpor hijau, buatlah jauh-jauh hari melalui jalur resmi sehingga menghemat total biaya perjalanan umrah Anda. Kalau passpor hijau Anda masih berlaku maka pastikan masa berlakunya tidak kurang dari 7 bulan dihitung dari waktu keberangkatan.
3- Pasphoto (80% tampak wajah)
4- Tiket, Visa, carilah informasi ke agent perjalanan dan mintalah waktu-waktu promosi tiket penerbangan ke Jeddah. Coba tanyakan juga voucher hotel yang bisa disediakan oleh agent, kemudian mintalah Agent sekalian untuk menguruskan visa agar lebih mudah. Kalau ada penerbangan JKT - Madinah langsung lebih baik,karena kalau turun di Jeddah kudu naik Bus lama lagi perjalanan ke Madinahnya, kecuali langsung ke Mekkah jaraknya dekat paling 45 menit sudah sampai.
5- Reservasi hotel dan transportasi, untuk penginapan atau hotel bisa juga ditanyakan ke travel agent biasanya dia punya referensi (bintang 1,2 dan 3 biasanya sekelas hotel melati di kita). Kalau mau murni kayak backpacker, bisa siapkan kantong tidur nanti tidurnya dipinggir masjidil harom atau kalau tidak ada kantong tidur masuk aja di dalam masjid karena saya banyak melihat jamaah yang melakukan hal ini terutama jamaah dari India dan Pakistan. Hati-hati terhadap barang bawaan karena banyak juga pencuri disana. Tetapi reservasi bisa juga minta bantuan mukimin yang ada di Arab Saudi.
Jabal Magnet
Nama Jabal Magnet (Magnetic Hill) atau Gunung Magnet semakin lama semakin populer di Arab Saudi. Tempat ini menjadi favorit bagi para jamaah haji maupun umroh—terutama dari Asia.
Jabal Magnet terletak kira-kira 60 kilometer dari Kota Madinah. Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari Madinah dipenuhi sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit berbatuan. 10 kilometer menjelang Jabal Magnet, ada sebuah danau buatan yang besar. Gunung Magnet didominasi warna hitam dan merah bata.
Keanehan yang paling kentara di daerah ini adalah mobil berjalan sendiri ke arah berlawanan (mundur), bahkan sanggup mendaki tanjakan. Tidak hanya itu, jarum penunjuk kompas juga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Arah utara-selatan menjadi kacau. Selain itu, data di telepon seluler bisa hilang di lokasi itu.
Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti perkampungan putih. Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet. Daya dorong dan daya tarik magnet di berbagai bukit di sebelah kiri dan kanan jalan, membuat kendaraan yang melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini, kecepatannya perlahan-lahan turun menjadi 5 kilo meter per jam.
Jabal Magnet yang menjadi kawasan wisata penduduk Madinah awalnya ditemukan oleh orang suku Baduy. Saat itu seorang Arab Baduy menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan.
Ketika sedang melakukan hajatnya, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. Ia berusaha mengejar, tapi tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan.
Saat musim haji, banyak jamaah yang menyambanginya. Pemerintah Arab Saudi lalu membangun jalan menuju lokasi tersebut. Di daerah yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga dilengkapi sarana wisata lainnya. Ada tenda-tenda untuk pengunjung, ada mobil mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
Secara geologis, fenomena Jabal Magnet bisa dijelaskan dengan logika. Karena, Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun. Kawasan itu berupa endapan lava "alkali basaltik" (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilo meter melalui zona rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal sebagai "Makkah-Madinah-Nufud volcanic line".
(sa/aharpenas/detik/juandry/)
Jabal Magnet terletak kira-kira 60 kilometer dari Kota Madinah. Perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari Madinah dipenuhi sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit berbatuan. 10 kilometer menjelang Jabal Magnet, ada sebuah danau buatan yang besar. Gunung Magnet didominasi warna hitam dan merah bata.
Keanehan yang paling kentara di daerah ini adalah mobil berjalan sendiri ke arah berlawanan (mundur), bahkan sanggup mendaki tanjakan. Tidak hanya itu, jarum penunjuk kompas juga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Arah utara-selatan menjadi kacau. Selain itu, data di telepon seluler bisa hilang di lokasi itu.
Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti perkampungan putih. Namun, banyak yang menamainya Jabal Magnet. Daya dorong dan daya tarik magnet di berbagai bukit di sebelah kiri dan kanan jalan, membuat kendaraan yang melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini, kecepatannya perlahan-lahan turun menjadi 5 kilo meter per jam.
Jabal Magnet yang menjadi kawasan wisata penduduk Madinah awalnya ditemukan oleh orang suku Baduy. Saat itu seorang Arab Baduy menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil. Namun karena sudah kebelet, ia mematikan mesin mobil, tapi tidak memasang rem tangan.
Ketika sedang melakukan hajatnya, ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang. Ia berusaha mengejar, tapi tidak berhasil. Dan menurut kisahnya, mobilnya tersebut baru berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan.
Saat musim haji, banyak jamaah yang menyambanginya. Pemerintah Arab Saudi lalu membangun jalan menuju lokasi tersebut. Di daerah yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga dilengkapi sarana wisata lainnya. Ada tenda-tenda untuk pengunjung, ada mobil mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
Secara geologis, fenomena Jabal Magnet bisa dijelaskan dengan logika. Karena, Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun. Kawasan itu berupa endapan lava "alkali basaltik" (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilo meter melalui zona rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal sebagai "Makkah-Madinah-Nufud volcanic line".
(sa/aharpenas/detik/juandry/)
Masjid Quba
Di Madinah ada banyak tempat bersejarah yang penting untuk diziarahi. Salah satunya Masjid Quba. Inilah masjid yang batu batanya dipikul Nabi Muhammad SAW sendiri.
Masjid Quba terletak di perkampungan Quba, kira-kira 3 kilometer dari arah selatan Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA). Mengunjungi masjid ini, dari kejauhan akan terlihat empat menara putih tinggi menjulang. Setelah dekat terlihat pohon kurma mengelilingi masjid.
Masjid Quba memang berbeda dengan masjid-masjid lainnya di Madinah. Masjid Nabawi dan masjid lainnya di Madinah nyaris tidak memiliki taman depan yang ditumbuhi tanaman. Namun Masjid Quba memiliki taman depan dan belakang dengan pohon-pohon kurma yang rindang. Di depan masjid bahkan ada air mancur. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 5.035 meter persegi.
Quba memang selalu menjadi tujuan ziarah para jamaah haji, tidak heran bila masjid ini selalu padat. Ada sebuah riwayat Nabi Muhammad menyatakan bila mengunjungi Masjid Quba untuk shalat pahalanya sama dengan melakukan umrah. Riwayat tersebut hingga kini masih tertempel di dinding luar Masjid Quba.
Masjid Quba dibangun pada hari Senin, 8 Rabiul Awwal atau 23 September 622 Masehi. Saat itu Nabi dalam perjalanan hijrah dari Makkah menuju Madinah. Dalam perjalanan hijrah, Nabi yang tiba di perkampungan Quba tinggal selama empat hari bersama Bani Amru bin Auf di rumah Kalthum bin Al Hadm.
Di hari pertama di perkampungan Quba, Nabi membangun masjid. Inilah masjid pertama yang dibangun pemimpin yang paling dicintai ummat Islam. Nabi, seperti diriwayatkan As Syimus binti An Nu'man, memikul batu-bata sendiri sehingga bongkok tubuhnya.
Tubuh Nabi saat itu sampai penuh debu dan pasir. Tapi Nabi tidak mau para sahabat mengambil beban yang dibawanya. Ia meminta para sahabat agar membawa bahan-bahan bangunan yang lain. Setelah membangun masjid, Nabi mengimami shalat secara terbuka bersama para sahabat di Masjid Quba.
Semasa hidupnya, Nabi selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Nabi wafat, para sahabat selalu menziarahi masjid ini dan melakukan salat di dalamnya.
sumber : detiknews.com
Masjid Quba terletak di perkampungan Quba, kira-kira 3 kilometer dari arah selatan Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMAA). Mengunjungi masjid ini, dari kejauhan akan terlihat empat menara putih tinggi menjulang. Setelah dekat terlihat pohon kurma mengelilingi masjid.
Masjid Quba memang berbeda dengan masjid-masjid lainnya di Madinah. Masjid Nabawi dan masjid lainnya di Madinah nyaris tidak memiliki taman depan yang ditumbuhi tanaman. Namun Masjid Quba memiliki taman depan dan belakang dengan pohon-pohon kurma yang rindang. Di depan masjid bahkan ada air mancur. Masjid ini berdiri di atas tanah seluas 5.035 meter persegi.
Quba memang selalu menjadi tujuan ziarah para jamaah haji, tidak heran bila masjid ini selalu padat. Ada sebuah riwayat Nabi Muhammad menyatakan bila mengunjungi Masjid Quba untuk shalat pahalanya sama dengan melakukan umrah. Riwayat tersebut hingga kini masih tertempel di dinding luar Masjid Quba.
Masjid Quba dibangun pada hari Senin, 8 Rabiul Awwal atau 23 September 622 Masehi. Saat itu Nabi dalam perjalanan hijrah dari Makkah menuju Madinah. Dalam perjalanan hijrah, Nabi yang tiba di perkampungan Quba tinggal selama empat hari bersama Bani Amru bin Auf di rumah Kalthum bin Al Hadm.
Di hari pertama di perkampungan Quba, Nabi membangun masjid. Inilah masjid pertama yang dibangun pemimpin yang paling dicintai ummat Islam. Nabi, seperti diriwayatkan As Syimus binti An Nu'man, memikul batu-bata sendiri sehingga bongkok tubuhnya.
Tubuh Nabi saat itu sampai penuh debu dan pasir. Tapi Nabi tidak mau para sahabat mengambil beban yang dibawanya. Ia meminta para sahabat agar membawa bahan-bahan bangunan yang lain. Setelah membangun masjid, Nabi mengimami shalat secara terbuka bersama para sahabat di Masjid Quba.
Semasa hidupnya, Nabi selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Nabi wafat, para sahabat selalu menziarahi masjid ini dan melakukan salat di dalamnya.
sumber : detiknews.com
Spray Cooler di musim haji
Setiap pelaksanaan musim haji, cuaca di tanah suci bisa dingin sekali atau bisa juga panas. Sebagaimana musim haji tahun 1432H ini cuaca di Arab Saudi cukup panas. Untuk memberikan kenyamanan bagi jamaah haji dalam melaksanakan kegiatan ibadah selama berada di area masjid khususnya di halaman masji Nabawi, maka pemerintah setempat melengkapi Spray Cooler yang ditempatkan pada tiag-tiang payung elektronik. Dimana fungsi spray cooler ini adalah untuk menyemprotkan udaran dingin (semprot air) melalui kipas angin.
Langganan:
Postingan (Atom)